Selasa, 09 Juni 2009

HILANGNYA BAHASA IBU

Penelitian telah menyebutkan bahwa setiap hari kita kehilangan bahasa ibu.
Majunya teknologi komunikasi yang ada sekarang, tanpa kita sadari juga telah ikut andil dalam penghilangan bahasa ibu.. Dengan Perkembangan teknologi komunikasi memang semakin memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain yang beda tempat, beda daerah, suku, bangsa, bahkan benua. tetapi untuk berkomunikasi dengan orang yang beda suku beda negara dll, kita dituntut untuk menggunakan bahasa universal yang dimengerti oleh orang yang beda suku, negara maupun benua tersebut. Sehingga tidak mungkin kita berkomunikasi dengan orang yang beda negara dengan bahasa ibu yang kita miliki. Demikian sebaliknya mereka juga tidak mungkin menggunakan bahasa ibiu yang mereka miliki ketika berkomunikasi dengan kita. Mau tidak mau kita harus menggunakan bahasa yang lebih universal. Bahasa Inggris misalnya, atau bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan sesama orang Indonesia tetapi berlainan suku atau daerah.

Hilangnya bahasa ibu, selain diipengaruhi oleh berkembangan teknologi komunikasi juga dipengruhi pola hidup manusia jaman sekarang. Dulu orang tua kita mempunyai motto “mangan ora mangan sing penting kumpul” (Makan atau tidak yang penting kumpul) Jadi mereka lebih mementingkan kebersamaan, walaupun mereka hanya memperoleh rejeki yang pas-pasan. Otomatis setiap hari mereka hidup dalam satu lingkungan yang membesarkan meraka bersama orang sesama suku, sesama saudara yang menggunakan bahasa ibu yang sama. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan keadaan sekarang. Orang sekarang lebih mementingkan rejeki daripada sekedar berkumpul. Dimanapun bekerja dan bertempat tinggal tidak menjadi masalah.
Selepas kepergian mereka dari lingkungan yang mereka diami selama ini, kini mereka harus bergaul dengan orang-orang baru, yang tidak mengerti bahasa ibu kita dan kita juga tidak tau bahasa ibu mereka. Dalam keadaan seperti ini bahasa universal tentu akan menjadi jembatan komunikasinya.

Media Massa tentu saja juga besar andilnya dalam hal hilangnya bahasa ibu. Terlebih media nasional dan internasional yang mau tidak mau harus menggunakan bahasa yang lebih universal agar dapat dinikmati oleh semua orang.

Celakanya sekarang dalam pergaulan kita sehari-hari, tidak jarang kita juga memilih menggunakan bahasa universal daripada bahasa ibu, walaupun kita berbicara dengan orang yang mempunyai bahasa ibu yang sama.

Tidak salah memang kita menggunakan bahasa yang lebih universal. Apalagi bahasa universal juga telah menjembatani komunikasi kita. Dengan bahasa yang universal kita bias berkomunikasi dengan orang – orang di berbagai belahan dunia.

Tapi jangan lupa, semakin sering kita berkomunikasi dengan bahasa universal, semakin cepat juga bahasa ibu berkurang.

Masalahnya bagaimana cara kita menjaga bahasa ibu ?
Di dunia yang serba canggih, seperti sekarang ini mempertahankan bahasa ibu memang tidak mudah. Tapi kita harus yakin bahwa masih ada peluang yang bisa kita manfaatkan.

Yang merantau ketempat yang berlainan bahasa ibu jangan segan segan iuntuk saling bertukar pengetahuan bahasa ibunya masing-masing.

Media masa juga bias menyisipkan bahasa ibu dalam produknya

Selalu berbahasa dengan bahasa ibu ketika berbicara dengan orang yang berbahasa ibu yang sama.

Membuat tulisan di inertnet dengan bahasa ibu

Dll

Mari kita gali cara untuk terus melestarikan bahasa ibu.


Tidak ada komentar: